Jakarta, 31 Agustus 2024
Pada tanggal 26 – 31 Agustus 2024, diadakan Training of Trainer Presenter Edukasi (PRESI). Sebagai informasi, PRESI dibentuk melalui tangan dingin para ahli di bidang pelatihan dan keolahragaan, nama besar seperti Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd; Prof. Dr. dr. Hardhono Susanto, PAK; Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., M.P.H.,RD; Prof. Dr. Ria Lumintuarso, M.Si; Dr. Donny Ardy Kusuma, S.Pd, M.Kes; dr. Rizky Patria Nevangga, M.Or. Tim Penyusun PRESI terbentuk pada tanggal 27 Mei 2023, dan melakukan Focus Group Discussion (FGD) Tahap I pada tanggal 20 – 22 November 2023 yang membahas terkait pentingnya edukator Anti-Doping di Indonesia untuk menyebarkan edukasi Anti-Doping, serta menetapkan tim penyusun. Pada tanggal 5 – 7 Februari 2024 FGD Tahap II PRESI diadakan yang membahas terkait kualifikasi dan kurikulum PRESI.
Selanjutnya pada FGD Tahap III PRESI menetapkan kurikulum, materi dan konsep pelatihan PRESI. Hingga pada akhirnya pelatihan PRESI diadakan pada tanggal 26 – 31 Agustus 2024, yang mana pelatihan ini terdiri dari 39 Jam Pelajaran (45 Menit/Jam Pelajaran) yang dibagi menjadi 4 hari, adapun metode yang digunakan yakni Teori, Simulasi, Mandiri, dan Studi Kasus. Komisi Pelatihan PRESI, Prof. Dr. Ria Lumintuarso, M. Si mengusung penilaian pelatihan meliputi Teori, Micro Teaching, Practical (Studi Kasus). Sebelum para peserta mengikuti pelatihan PRESI secara resmi, peserta diminta untuk mengerjakan dan merangkum kursus Anti-Doping Education and Learning Platform, dengan judul National-Level Athlete, sebagai bekal dan gambaran para peserta yang akan mengikuti pelatihan di Jakarta. Pada implementasinya, di hari pertama, IADO memberikan contoh memaparkan materi mulai dengan gaya penyampaian seminar pada pengurus cabor, gaya penyampaian seminar pada atlet minor, dan gaya penyampaian pada atlet profesional.
Pada hari kedua Training of Trainer PRESI para peserta melakukan micro teaching, dengan topik acak terkait Anti-Doping yang mana pada hari sebelumnya mereka diberikan mater. Selanjutnya, pada hari ketiga adalah penilaian untuk studi kasus, topik untuk pertanyaan studi kasus dilakukan secara acak. Para peserta menampilkan kepiawaian mereka dalam menjawab kasus yang diberikan beberapa ada yang melakukan studi kasus dengan metode role-play, maupun diskusi. Hingga pada hari keempat direktorat edukasi menyampaikan terkait prosedur kerja, dan mengumumkan 12 nama peserta yang berhasil menjadi PRESI yaitu dr. Agustievie Albert Jefta Telew (Sulawesi Utara), Marhadi (Sulawesi Tengah), Muhammad Labin Siena Ar Rasyid (Jawa Timur), Natalia Desy Putriningtyas (Jawa Tengah), Masaji Dirgnatara (Jawa Timur), dr. Merryana Seputri (Banten), Rizki Hazazi Ali (Kalimantan Barat), Kurnia Mar’atus Solichah (DIY), Hadi Wihardja OLY (Jakarta), Vicktor Henry Rony Apituley (Maluku), dr. Ferdinandus Adri Pradhana (Papua) dan Suandi Selian (Aceh). Kegiatan diakhiri dengan Press Conference yang dihadiri oleh Tim Penyusun PRESI dan Perwakilan Asisten Deputi Tenaga Keolahragaan. Pada pembukaan Press Conference Gatot S Dewa Broto selaku Ketua Umum IADO sekaligus Pelindung Tim Penyusun PRESI, menyampaikan bahwa PRESI ini merupakan suatu produk baru dan merupakan yang pertama di Asia Tenggara, yang mana ini dapat menjadi awal yang bagus untuk olahraga bersih yang lebih baik di Asia Tenggara.
IADO INDONESIA SEMAKINHARISEMAKINBAIK