Pengawasan Doping Pada PEPARNAS 2024 di Solo

Jakarta, 2 Oktober 2024

Setelah selesai dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh dan Sumatera Utara, selanjutnya akan berlangsung Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII 2024 yang akan diadakan pada tanggal 6 s/d. 13 Oktober 2024 di Solo, Jawa Tengah dan sekitarnya, yang mencakup di Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Karanganyar. Diperkirakan dalam event tersebut akan diikuti oleh 3.100 atlet, 1.500 ofisial serta ribuan pendukung dari 34 kontingen. Total ada 700 nomor yang dipertandingkan dari 20 cabang olahraga.

Sebagaimana halnya telah berlangsung pada PON 2024, IADO juga akan terlibat langsung dalam pengawasan doping pada PEPARNAS 2024, dengan tujuan untuk memastikan bahwa para juara dari beberapa cabang olahraga dan juga sejumlah atlet yang memang ditarget oleh IADO yang diambil sampel urinnya tersebut tidak menggunakan zat terlarang ataupun tidak bertindak yang berpotensi melanggar peraturan anti-doping. Sebagai perbandingan, pada PEPARNAS 2016 di Jawa Barat, terdapat 2 atlet yang dinyatakan doping, sedangkan pada PEPARNAS 2021 di Papua terdapat 1 atlet yang dinyatakan doping.

Untuk persiapan PEPARNAS 2024, IADO telah melakukan berbagai persiapan dalam rangka rencana pengambilan terhadap sejumlah sampel dari beberapa cabang olahraga (namun tidak seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan), yang akan dilakukan oleh 20 DCO dan dibantu oleh 35 Chaperone (yang kebanyakan berasal dari Universitas Negeri Sebelas Maret dan Universitas Muhammadiyah Surakarta). Idealnya memang hampir seluruh cabang olahraga juga diambil sampelnya, sehingga jumlah total presentase bisa mencapai 10%. Namun demikian, karena keterbatasan anggaran yang disediakan, maka IADO langsung melakukan penyesuaian jumlah sampel yang diambil secara proporsional. Yang paling penting, meskipun anggaran terbatas juga, IADO tetap berkomitmen untuk melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Berbeda dengan pada penyelenggaraan PEPERNAS 2016 dan PEPARNAS 2021, pada PEPARNAS 2024 ini akan juga melibatkan kegiatan edukasi dengan menghadirkan 4 PRESI (Presenter Edukasi) dan 2 tenaga edukasi dari Direktorat Edukasi IADO. Khusus tentang edukasi tersebut, untuk pertama kalinya menghadirkan PRESI, sebagai kelanjutan dari seleksi PRESI yang diumumkan hasil seleksinya pada tanggal 30 Agustus 2024 yang menghasilkan 12 PRESI dari total 276 peserta seleksi dari seluruh Indonesia. Hal lain yang membedakannya lagi adalah terkait dengan keterlibatan Direktorat Intelijen dan Invesigasi dengan menghadirkan 4 tenaga dari direktorat terkait dan 4 tenaga investigator lokal. Kehadiran kegiatan edukasi dan intelijen dan investigasi tersebut juga telah berlangsung saat PON 2024 belum lama ini.

IADO sangat berharap tidak ada atlet yang menggunakan zat terlarang dan juga berharap baik atlet maupun official tidak ada yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan anti-doping. Hal lain yang juga diharapkan IADO adalah agar tidak ada atlet yang sedang terkena doping tetap dapat turut serta bertanding dalam PEPARNAS, karena kejadian seperti itu pernah terjadi pada cabang olahraga binaraga saat PON 2024 berlangsung di Medan, sehingga IADO secara resmi telah menyampaikan surat keberatannya kepada atlet yang bersangkutan dan tembusannya telah dikirmkan juga ke Kemenpora, Induk Organisasi Cabang Olahraga (PBFI), KONI dan yang paling penting adalah ke WADA. Saat itu atlet yang sedang terkena sanksi dari IADO dan officialnya berdalih bahwa atletnya tidak pernah dihubungi oleh LADI dan kemudian juga oleh IADO. Faktanya IADO telah berulang kali menyampaikan pemberitahuan berulang kali ke atlet tersebut dan PBFI, dan akhirnya IADO terpaksa mengungkap secara terbuka jejak digital korespondensi yang pernah terjadi yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Jakarta, 2 Oktober 2024.

Ketua Umum IADO,
Gatot S. Dewa Broto

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top