Kendari, 24 Oktober 2024
Setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh – Sumut berakhir, IADO kembali melaksanakan edukasi anti-doping di beberapa provinsi. Setelah Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara menjadi tuan rumah berikutnya pada tanggal 24 Oktober 2024 dalam pelaksanaan edukasi anti-doping tersebut. Pada pelaksanaan edukasi tersebut IADO dalam penyampaian sambutan yang disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan IADO Panji menyampaikan bahwa edukasi anti-doping pasca pelaksanaan PON tetap akan dijalankan untuk bisa lebih meningkatkan kesadaran terhadap pelanggaran aturan anti-doping (ADRV). Pada kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan KONI Pusat yang mengisi materi tentang Pembinaan Prestasi Olahraga Tanpa Doping yang disampaikan oleh Irfan Bachtiar, kemudian dilanjut dengan penyampaian materi Overview Anti-Doping yang disampaikan oleh Panji dan terakhir penyampaian materi Edukasi Anti-Doping yang disampaikan oleh Dewi Putri Susanti bersama dengan salah satu presenter edukasi (PRESI) yang bertugas yaitu dr. Steivie Albert Jefta Telew yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
PRESI sudah mulai menjalankan tugasnya untuk memberikan edukasi bagi atlet dan Personil Pendukung Atlet (ASP) yang ada di Indonesia, yang di antaranya salah satunya pada saat pelaksanaan edukasi di Sulawesi Tenggara tersebut. Personil PRESI tersebut menyampaikan beberapa materi terkait daftar bahan terlarang dan juga therapeutic use exemption (TUE). Setelah pemberian materi, peserta antusias sehingga timbul banyak pertanyaan oleh beberapa peserta. Salah satu pertanyaan yang ditanyakan adalah “bagaimana jika atlet kesulitan untuk buang air kecil? Apakah ada saran terkait pengambilan sampel urin tersebut agar atlet lebih mudah untuk buang air kecil? Apakah perlu untuk meminum air mineral sebanyak mungkin?” Pertanyaan tersebut dijawab oleh Panji bahwa terkait proses buang air kecil memang berbeda-beda antara atlet satu dengan atlet yang lain. Bahkan untuk meminum air mineral terlalu banyak itu tidak diperbolehkan karena akan mempengaruhi masa berat jenis urin sehingga akan menyebabkan atlet harus memberikan urinnya sesuai standar masa berat jenis urin yang diperlukan. Kemudian untuk bisa memicu atlet lebih mudah untuk buang air kecil adalah atlet harus tenang dan tidak panik, sehingga akan memudahkan atlet untuk bisa buang air kecil pada saat proses pengambilan sampel.