Pontianak, 21 November 2024
Kalimantan Barat dan Gorontalo menjadi dua rovinsi terakhir yang menerima sosialisasi dan edukasi anti-doping pada tahun 2024. Provinsi Kalimantan Barat menghadirkan atlet dan pelatih terbaiknya, seperti atlet dan pelatih yang berlaga pada saat Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh – Sumut 2024 serta beberapa atlet yang masuk Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) turut hadir pada kegiatan sosialisasi dan edukasi anti-doping pada tanggal 21 November 2024 tersebut. Tujuan kegiatan itu untuk memberikan kesadaran kepada atlet bahwa pentingnya pemahaman anti-doping dan konsekuensinya jika sampai terkena pelanggaran anti doping. Acara dibuka oleh perwakilan dari KONI Provinsi Kalimantana Barat yaitu Brigjend Pol (Purn) Andi Musa, SH., MH. selaku ketua harian KONI Provinsi Kalimantan Barat. Beliau menyampaikan, bahwa kegiatan sosialisasi dan edukasi anti-doping itu adalah kesempatan yang sangat bagus bagi atlet dan pelatih yang hadir, bukan hanya sebagai pengetahuan baru bagi peserta tetapi juga sebagai langkah pencegahan kemungkinan terjadinya pelanggaran doping. Kegiatan tersebut didukung oleh KONI Pusat dengan memberikan materi Prestasi Tanpa Doping yang disampaikan oleh Marsma (Purn) Irfan Bachtiar (Wakabid Sport Science, KONI Pusat), dan kemudian dilanjutkan dengan sesi materi oleh Dra. Linda Rosalina, Apt., M.Si. (Direktur Testing IADO), yang menyampaikan Overview Anti-Doping serta sesi terakhir Edukasi Anti-Doping yang disampaikan oleh Dewi Putri Susanti, S.Si, M. Or. (Staf Edukasi IADO) bersama dengan 3 PRESI yaitu Dr. Suandi Selian, M.Pd., Rizki Hazazi Ali, S.Si., M.Pd., dan Marhadi, S.Si., M.Pd.
Kemudian ada yang berbeda pada kegiatan tersebut, karena hadir juga perwakilan dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Barat, yang diwakili oleh Tri Tjahyono, S.Sos., M.Si., selaku Kabag Umum BNNP Kalimantan Barat. Semua peserta sangat antusias dan terangkum beberapa pertanyaan yang cukup menarik pada saat sesi tanya jawab dari para peserta kepada narasumber. Salah satu pertanyaan yang cukup menarik dari salah satu atlet Kalimantan Barat, yang menanyakan: “Apa jaminannya jika sampel yang sudah diambil dan dianalisis di Laboratorium itu aman dan hasilnya tidak dimanipulasi?”. Kemudian narasumber menjelaskan bahwa keamanan dan keaslian hasil analisis doping dijamin melalui sistem pengelolaan yang sangat ketat dan sesuai dengan standar internasional yang diterapkan oleh WADA, sehingga kemungkinan terjadinya sampel tertukar atau manipulasi hasil analisis dari sampel dipastikan tidak ada dikarenakan pada saat analisis di laboratorium hanya tertera nomor kode sampel dan tidak menyebut nama atletnya, dan pada proses pengambilan sampel dilakukan sesuai SOP dengan standar internasional yaitu International Standar for Testing and Investigations (ISTI) Pada akhir acara ditutup secara resmi oleh IADO, yang didampingi oleh KONI Pusat, KONI Provinsi Kalimantan Barat dan BNN Kalimantan Barat.