
Jakarta, 14 Maret 2025
Pada tanggal 6 dan 11 Maret 2025 secara berturut-turut IADO menerima tegoran dari WADA yang dikirimkan melalui email. Kedua teguran tersebut pada intinya mengingatkan IADO, karena berdasarkan data ADAMS (Anti-Doping Administration and Management System) yang termonitor WADA, ternyata IADO belum melakukan kegiatan pengambilan sampel untuk OOCT (Out of Competition Testing) pada Kuartal I Tahun 2025. Memang betul bahwasanya IADO telah melakukan pengambilan sampel untuk ICT (In Competition Testing) pada suatu event olahraga internasional tertentu di bulan Januari 2025, tetapi tidak adanya kegiatan pengambilan sampel pada kurun kuartal tertentu tersebut sama sekali untuk OOCT tidak dibenarkan oleh WADA.
IADO tentu saja sama sekali tidak menghendaki tidak adanya kegiatan pengambilan sampel pada awal tahun 2025 untuk OOCT, karena inginnya tetap kegiatan itu dilakukannya sesuai bentuk kepatuhan pada World Anti-Doping Code. Sebagai responsnya, pada tanggal 14 Maret 2025 IADO mengirimkan surat resmi kepada Mrs. Mayumi Yaya Yamamoto (Direktur WADA untuk Kawasan Asia Oceania). Dalam suratnya tersebut, IADO menyebutkan permintaan maaf IADO kepada WADA karena sampai mendapatkan teguran, dan akan segera melakukan pengambilan sampel OOCT pada minggu ketiga dan keempat bulan Maret 2025. Akhirnya dalam perkembangannya, pengambilan sampel OOCT itu dilakukan oleh beberapa DCO IADO tanpa ada kendala sama sekali.
Saat itu sama sekali tidak ada niatan dari IADO untuk melanggar kepatuhannya. Hanya saja yang menjadi masalah utama adalah, bahwasanya IADO sedang terimbas kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kegiatan pengambilan sampel OOCT itu pun menjadi salah satu yang terdampak. Alasan kebijakan efisiensi tersebut sudah dijelaskan oleh IADO dalam suratnya tertanggal 14 Maret 2025 dan WADA bisa memahami. Namun demikian, teguran WADA tersebut menjadi pelajaran bagi IADO untuk harus mewaspadainya jika hal serupa terjadi lagi pada awal-awal tahun mendatang.