
Jakarta, 25 Juli 2025
Setelah sukses mengajukan diri sebagai tuan rumah kepada Fédération Internationale de Gymnastique (FIG) dalam suatu kongres FIG beberapa waktu lalu, PERSANI akan menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 pada tanggal 14 s/d. 20 Oktober 2025 di Jakarta, yang lokasi tepat venuenya adalah Indonesia Arena. Ini adalah pesta olahraga senam artistik internasional besar yang pertama kali diadakan di Indonesia dan Asia Tenggara. Event internasional tersebut akan diikuti oleh sekitar 600 atlet dari 78 negara, dengan total 1.200 orang termasuk ofisial dan juri. Yang lebih penting lagi adalah bahwasanya, kejuaraan tersebut akan menjadi salah satu ajang kualifikasi menuju Olimpiade Tahun 2028 di Los Angeles, AS.
Seperti yang sudah menjadi salah satu persyaratannya dalam penyelenggaraan internasional dan apalagi kejuaraan dunia seperti itu, Panitia Penyelenggara Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 tentu berkewajiban mengalokasikan kegiatan untuk melakukan pengawasan doping. Dalam event tersebut, yang akan menjadi Testing Authority adalah ITA (International Testing Agency), sedangkan yang menyediakan SCP (Sample Collection Personnel) adalah IADO. Ketentuan mengenai penunjukan yang berhak menjadi Testing Authority dan SCP sepenuhnya tergantung pada Federasi Internasionalnya. Untuk keperluan kegiatan tersebut, baik PERSANI maupun IADO sudah cukup lama saling berkoordinasi. Namun demikian, untuk lebih mengintensifkan koordinasi tersebut, maka pada tanggal 25 Juli 2025 telah berlangsung rapat koordinasi yang langsung dihadiri oleh Sekjen PERSANI Sri Sundari beserta timnya dan IADO yang langsung dihadiri oleh Ketua Umum IADO, Direktur Testing IADO dan Direktur Intelijen dan Investigasi IADO.
IADO sangat mengapresiasi PERSANI, karena sangat terbuka dalam menyampaikan data persiapan penyelenggaraan event tersebut dan juga menyebutkan tentang sejumlah fasilitas yang dapat digunakan oleh IADO khususnya para DCO dan BCO yang bertugas. Termasuk juga IADO berterima kasih kepada PERSANI, karena merespons positif tentang jumlah SCP yang akan ditugaskan dan kebebasan akses yang diberikan, sehingga para SCP yang bertugas dapat leluasa melakukan monitoring dan pengawasan pada mobilitas atlet-atlet tertentu yang akan diambil sampelnya.