Refleksi Penanganan Anti-Doping Bagi Tetap Berkibarnya Bendera Merah Putih di Berbagai Event Olahraga Internasional

Kebanggan kita sebagai Bangsa Indonesia. Sumber: bola.com.

Jakarta, 13 Agustus 2025

Pada tanggal 13 Agustus 2025 ini tidak terasa sudah 3,5 tahun berlalu setelah pencabutan sanksi WADA pada tanggal 2 Pebruari 2022 kepada organisasi anti-doping Indonesia (IADO / dulunya bernama LADI) yang mana berdampak besar pada kondisi olahraga Indonesia. Khususnya saat itu sebelumnya, waktu momen bersejarah terukir kembalinya Thomas Cup pada tanggal 18 Oktober 2021 ke pangkuan Indonesia setelah 19 tahun lamamya tidak diperoleh Tim Bulutangkis Indonesia. Namun sayangnya bendera Indonesia tidak dapat dikibarkan.

Hal itu sama sekali bukan semata-mata terjadi karena pelanggaran doping dari banyaknya atlet yang sedang disanksi (saat itu yang sedang terkena doping dan akibatnya terkena sanksi hanya 2 atlet, jadi bukan puluhan atau ratusan atlet seperti di Rusia saat berlangsungnya Olimpiade Musim Dingin di Sochi – Rusia Tahun 20-14). Sanksi itu lebih disebabkan oleh kurang baiknya tata kelola organisasi anti-doping di Indonesia, yang dilakukan oleh LADI, yang ditandainya dengan tidak adanya manajemen yang baik pada edukasi anti-doping, inkonsistensi pengujian doping dan semua yang berkaitan dengan kepatuhan kode anti-doping dunia yang berlaku.

Pahit sekali memang kejadian sanksi saat itu dan repotnya sudah dua kali Indonesia terkena (sebelumnya sanksi serupa pernah terjadi pada bulan November 2016 s/d. Februari 2017 dan hampir merepotkan persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018), karena kemudian menjadi kehebohan politik nasional. Untuk memastikan organisasi anti-doping Indonesia yaitu saat ini IADO tetap patuh dan sesuai dengan kode anti-doping dunia yang berlaku, maka IADO terus berupaya untuk memaksimalkan kinerja yang ada dengan edukasi anti-doping bagi atlet dan ASP, pengawasan doping termasuk pengujian baik ICT maupun OOCT, kegiatan intelijen dan investigasi, TUE, RM dan tata kelola organisasinya. Kita tidak ingin sekian banyak turnamen olahraga yang sangat bergengsi seperti saat Timnas Sepakbola Indonesia berlaga menghadapi Tim dari negara-negara lain, saat sebentar lagi ada Kejuaraan Dunia Gimnastik di Indonesia dan juga Kejuaraan Dunia Volley Junior di Indonesia berlangsung, berlangsung tanpa pengibaran bendera Merah Putih. Ini belum terhitung dengan event Kejuaraan Judo Asia, Kejuaraan Dunia Sambo dan sejumlah event bergengsi lain yang akan berlangsung di Indonesia.

Hari-hari ini kita semua disibukkan dengan suasana Peringatan HUT Republik Indonesia ke-80 yang perlu kita rayakan bersama, yang di antaranya ditandai dengan nuansa Merah Putih di mana-mana. Kita jadikan momentum HUT Proklamasi Kemerdekaan ini untuk mengingatkan kembali, bahwa kepatuhan kita terhadap tata kelola anti-doping ini bukan perkara yang sepele dan sederhana sekali dengan hanya pengambilan sampel saja misalnya. Hanya karena hal kecil saja, bendera Merah Putih bisa tidak boleh dikibarkan di event olahraga internasional. Ini masalah yang sangat serius jika tidak ditangani dengan profesional dan hampir saja terjadi di awal tahun 2024 tapi publik tidak banyak yang mengetahui. Itu sebabnya IADO sebagai garda terdepan bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam penanganan anti-doping ini berperan strategis bersama seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional Indonesia untuk lebih memajukan penanganan anti-doping dalam segala aspek guna mendukung peningkatan prestasi olahraga tanpa doping. Dirgahayu Republik Indonesia. Jangan sampai trauma dua kali kena sanksi di masa lalu terulang kembali di bumi Indonesia tercinta ini.

Jakarta, 13 Agustus 2025.
Ketua Umum IADO,
Gatot S. Dewa Broto

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top