Prestasi Sukses Kontingen Indonesia Pada SEA Games ke-32 Tahun 2023

Parade Kemenangan Kesuksesan Tim Indonesia dari SEA Games Tahun 2023. Sumber: Liputan6.com.

Jakarta, 22 Mei 2023

Beberapa hari yang lalu SEA Games ke-32 di Kamboja baru saja ditutup pada tanggal 17 Mei 2023. Seluruh rakyat Indonesia telah merayakan prestasi para atlet yang berhasil meraih medali. Pesta olahraga multi event terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut, diikuti oleh 11 negara dari kawasan tersebut. Dalam sejarahnya, SEA Games yang pertama (dulunya disebut dengan nama SEAP Games / South East Asia Peninsula Games dibandingkan nama SEA Games) diadakan di Bangkok pada tanggal 12 s/d. 17 Desember 1959, yang diikuti oleh 527 atlet dan official dari 6 negara: Burma (sekarang disebut Myanmar), Laos, Malaya, Singapura, Vietnam Selatan dan Thailand. Akan tetapi, setelah tahun 1975, tepatnya pada tahun 1977 SEA Games juga diikuti oleh 3 negara tambahan yang baru bergabung: Brunei Darussalam, Indonesia dan Filipina. Pada SEA Games tahun 2003 di Vietnam juga diikuti oleh satu negara lainnya: Timor Leste.  

Ada yang baru dari persiapan SEA Games ke-32 ini, karena untuk pertama kalinya seluruh negara-negara yang berpartisipasi dalam event tersebut sangat dianjurkan oleh (Olympic Council of Asia) untuk wajib mengingatkan para atlet mereka tertentu masing-masing untuk mengikuti kegiatan yang disebut edukasi anti-doping melalui program ADEL (Anti-Doping eLearning Platform). Jika tidak, mereka tidak akan diizinkan mengikuti suatu event seperti halnya SEA Games tersebut. Kegiatan tersebut yang pertama kali diadakan sebelum event seperti SEA Games jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya, karena beberapa bulan sebelumnya ada edaran resmi dari OCA tertanggal 6 November 2022 yang ditujukan kepada seluruh Ketua Umum NOC di kawasan Asia, yang intinya mewajibkan seluruh atlet yang ikut dalam event internasional di kawasan Asia wajib hukumnya untuk mengikuti kegiatan edukasi anti-doping yang diadakan oleh NADO (National Anti-Doping Organization). Perintah tersebut kemudian ditindak-lanjuti oleh SEARADO (South East Asia Regional Anti-Doping Organization) untuk sepenuhnya mengingatkan seluruh NADO di kawasan tersebut untuk mewajibkan para atletnya tertentu, terutama yang termasuk dalam TP (Testing Pool) dan TRP (Testing Registered Pool) untuk mengikuti kegiatan edukasi anti-doping.

Lebih lanjut, dalam kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk kelanjutan kerjasama antara IADO dengan NOC Indonesia melalui MoU yang telah ditanda-tangani kedua belah pihak pada tanggal 18 November 2022 dan 6 Maret 2023. Sebagai bagian dari kerjasama tersebut, Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, yang didampingi oleh Sekjen IADO dr. Eka Wulan Sari dan Direktur Edukasi IADO Natashya Marcellina Ardiany telah membuka secara resmi kegiatan edukasi anti-doping di kantor NOC pada tanggal 13 Maret 2023, yang diorganisir sampai dengan hari berikutnya. Okto mengatakan dalam sambutannya, bahwa tugas utama atlet memang untuk berlatih, tetapi diharapkan dengan mengikuti kegiatan edukasi seperti itu, mereka akan tetap berlatih dan sadar tentang pentingnya pengetahuan tentang pelanggaran terhadap peraturan anti-doping setelah mendapatkan edukasi anti-doping yang lengkap. Oleh karenanya, ketika mereka menjadi juara, maka hasil latihannya tidak akan sia-sia karena mereka adalah sang juara yang sesungguhnya yang telah menegakkan olahraga yang bersih dan fair.

Meskipun para atlet tersebut (dari Indonesia misalnya) telah mengikuti ADEL yang diadakan oleh IADO, tidak ada jaminn, bahwa mereka dapat dianggap bersih dari penggunaan zat terlarang, karena ADEL hanya merupakan suatu jenis kegiatan edukadi anti-doping atau penyadaran anti-doping untuk mengingatkan mereka bagaimana bahayanya akibat menggunakan zat terlarang yang telah ditetapkan oleh WADA (World Anti-Doping Agency). Pada kenyataannya selama berlangsungnya event tersebut, seluruh DCO (Doping Control Officer) yang datang dari seluruh negara-negara yang berpartisipasi (termasuk 2 DCO dari Indonesia) pada SEA Games terkecuali dari Timor Leste, yang dipimpin oleh JADA (Japan Anti-Doping Agency) bertugas untuk mengumpulkan sampel. Seluruh kegiatan tersebut dikoordinasi sangat bagus oleh CADA (Cambodia Anti-Doping Agency). Sebagai konsekuensinya, seandainya laboratorium yang diakreditasi WADA di Bangkok akan telah menemukan sampel yang dikirimkan oleh CADA yang disupervisi oleh JADA, akan segera dapat diketahui siapa (meskipun masih sebatas nomer kode botol sampel saja) yang telah menggunakan zat terlarang. Langkah berikutnya akan dilakukan oleh NADO masing-masing  untuk melakukan proses lebih lanjut seperti pemanggilan untuk dengar pendapat, pengajuan banding dan lain sebagainya. Sebagai informasi, atas dasar SEA Games tahun 2022 sebelumnya di Vietnam, ternyata ada 10 atlet yang telah dinyatakan menggunakan doping, yang setengah darinya berasal dari Vietnam. Pengumuman tersebut baru saja diungkapkan oleh CAMSOC (Cambodia SEA Games Organizing Committee) hanya beberapa saat sebelum upacara pembukaan SEA Games ke 32. Kasus doping juga selalu terjadi pada sejumlah event SEA Games sebelumnya.

Atas dasar sangat pentingnya kepatuhan pada peraturan anti-doping yang telah diatur dalam World Anti-Doping Code dan sejumlah Peraturan Standar Internasional lainnya, IADO sangat berharap tidak akan ada satupun atlet dari Indonesia  yang menggunakan zat terlarang ataupun berperilaku yang melanggar peraturan anti-doping pada SEA Games di Kamboja yang lalu dan event-event nasional maupun internasional lainnya, karena WADA telah sangat intensif untuk terus mendorong seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional dan internasional untuk mengingatkan atlet-atlet mereka untuk tidak menggunakan zat terlarang dan atau berperilaku yang melanggar peraturan anti-doping. Itulah sebabnya IADO bekerja lebih keras untuk meminimalisasi potensi ataupun kesempatan bagi atlet untuk menggunakan zat terlarang. IADO telah makin serius dan intensif untuk mengedukasi lebih banyak atlet dan tim pendukung atlet terkait, menyediakan lebih banyak informasi termasuk informasi zat-zat terlarang yang dapat diakses via website IADO.ID yang selalu ter-up date cukup sering dan yang paling penting adalah untuk melakukan ICT (In Competition Testing)  seperti halnnya jika ada  kejurnas ataupun event internasional dan OOCT (Out of Competition Testing) seperti halnya menugaskan DCO nya untuk mengambil sampel dari atlet-atlet tertentu secara mendadak meskipun mereka itu mungkin tidak sedang mengikuti wvent tertentu melainkan sedang di rumah, tempat pemusatan latihan atau di tempat mereka hariannya beraktivitas.

Jakarta, 22 Mei 2023.

Ketua Umum IADO,
Gatot S. Dewa Broto

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top