Keikut-sertaan Indonesia Pada Konferensi Regional Anti-Doping di Colombo

Foto bersama para peserta konferensi di Colombo. Sumber: SLADA.

Colombo, 13 Juni 2023

Pada tanggal 12 dan 13 Juni 2023 kantor WADA kawasan Asia Oceania bekerjasama dengan Kementerian Olahraga dan Pemuda Sri Lanka dan juga Lembaga Anti-Doping Sri Lanka (SLADA) telah mengadakan Konferensi Tingkat Menteri Lintas Pemerintahan Kawasan Asia Oceania tentang Anti-Doping bidang Olahraga yang ke-18, yang diadakan di Colombo. Konferensi tersebut dihadiri oleh sekitar 35 delegasi yang terdiri dari beberapa Menteri, Wakil Menteri, Direktur Jenderal, ketua-ketua lembaga anti-doping and mereka yang mewakili baik unsur pemerintah maupun lembaga anti-doping nasionalnya. Sementara dari Indonesia diwakili oleh Ketua Umum IADO Gatot S. Dewa Broto and Asisten Deputi Bidang Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Kemenpora. Konferensi dibuka secara resmi oleh Menteri Olahraga dan Pemuda Sri Lanka Mr. Roshan Ranasinghe, yang didampingi okeh Presiden WADA Mr. Witold Banka, Direktur Jenderal WADA Mr. Olivier Niggli, dan Ketua Umum SLADA Prof. Arjuna De Silva.

Konferensi tersebut memegang peranan penting, karena hal itu memungkinkan WADA untuk dapat mengetahui beragam aspirasi dari seluruh pemangku kepentingan bidang anti-doping di kawasan tersebut seperti misalnya tentsng proses pemilihan perwakilan anggota yang duduk pads Asian Regional WADA Foundation Board. Isu lain terkait dengan penetapan formula pendanaan. Pada sisi lain, WADA memanfaatkan forum tersebut untuk menyebar-luaskan dan kadang mengingatkan seluruh pemegang mandat penanda-tangan World Anti-Doping Code 2021 seperti misalnya para lembaga anti-doping nasional, dan NOC yang bertindak sebagai pelaksana lembaga anti-doping nasional yang dibantu Organisasi Anti-Doping Regional di Asia dan Oceania untuk tetap melaksanakan World Anti-Doping Code dan Standard Internasional melalui peraturan-peraturan program anti-doping yang berkualitas dan memenuni persyaratan monitoring sesuai petunjuk WADA. Another issue was related to the funding formula.

Bagi Indonesia, keikut-sertaannya tersebut sangat penting. Setelah sempat disanksi WADA pada akhir tahun 2021 hingga awal 2022, IADO sebagai lembaga anti-dopingnya Indonesia telah mencoba untuk berbenah secara signifikan dengan tujuan untuk tetap mematuhi World Anti-Doping Code. Faktanya memang tidak mudah untuk mematuhi seluruh aturan-aturan WADA. Akan tetapi, dikarenakan adanya kerjasama yang solid dan sejumlah usaha keras yang konsisten untuk selalu berkomunikasi dengan WADA dan SEARADO, sekarang IADO sudah banyak lebih baik dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan mengikuti konferensi tersebut, IADO dan pemerintah (yang diwakili oleh dr. Bayu Rahadian dari Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora) dapa memperoleh info terkini untuk dapat mengetahui apa yang seharusnya pemerintah lakukan untuk tetap membantu IADO. Dukungan pemerintah sejauh ini sangat layak, namun demikian masih tetap harus ditingkatkan, karena banyak beragam bidang dan kegiatan IADO (yang merupakan negara besar dengan beragam event nasional dan internasional) yang harus dilakukannya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top