Jakarta, 25 Januari 2024
Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) baru saja sukses menyelenggarakan BCO (Blood Collection Officer) Course selama 2 hari, 24-25 Januari 2024 di Hotel Century Jakarta. Pelatihan itu sangat penting mengingat minimnya jumlah BCO yang dimiliki oleh IADO. Kegiatan pelatihan itu tidak dapat diikuti oleh sembarang orang, karena seorang BCO harus benar-benar praktisi kesehatan dan/atau ahli teknologi laboratorium medik yang aktif, yang acap kali melakukan pengambilan sampel darah, memiliki surat izin praktik, dan telah memiliki sertifikasi Phlebotomy yang masih berlaku.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Umum IADO Gatot, S Dewa Broto yang didampingi Direktur Testing IADO Linda Rosalina. Pelatihan itu diikuti oleh 10 orang BCO IADO yang terdiri dari 7 orang tenaga ahli teknologi laboratorium medik dan 3 orang dokter medik. Mereka ini mendapatkan pelatihan yang disampaikan oleh BCO Trainer dari SEARADO Evelyn Tan. Ia menyampaikan rangkaian ceramah dan praktek yang terkait dengan latar belakang teorinya dan pelaksanaan prakteknya, yang diperlukan untuk memenuhi seluruh persyaratan untuk mengambil sampel darah sesuai dengan ketentuan World Anti-Doping Code dan prosedur standar internasoonal yang berlaku, termasuk pengenalan tentang Dried Blood Spot (DBS).
Setelah mendapatkan materi presentasi tentang pengambilan sampel darah (Venipuncture dan DBS), penyimpangan sampel dan transportasi, serta emergency action plan, mereka itu wajib untuk mempraktekannya. Mereka juga memperoleh pengetahuan yang terkait dengan etika berkomunikasi selama melaksanakan tugas. Akhirnya, mereka harus mengikuti ujian teori, yang untungnya semuanya dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat yang diterbitkan oleh IADO bekerjasama dengan SEARADO. Secara keseluruhan, kursus BCO tersebut sukses. Dengan adanya kursus tersebut, IADO berharap jumlah BCO akan meningkat dan kemampuan BCO juga meningkat, karena pengambilan sampel tidak hanya difokuskan pada sampel urin saja, tetapi juga sampel darah.