Lausanne, 13 Maret 2024
IADO melalui 3 pejabatnya (Ketua Umum IADO, Plt Sekjen IADO Indra Bayu dan Direktur Intelijen dan Investigasi IADO Suharyanto) pada tanggal 12 dan 13 Maret telah menghadiri WADA Annual Symposium di Lausanne, Swiss. Kehadiran IADO dalam kegiatan WADA yang dibuka secara resmi oleh Presiden WADA Witold Banka tersebut sangat penting, selain memungkinkan seluruh pemangku kepentingan bidang anti-doping seluruh dunia dapat saling berinteraksi sesuai dengan update dan urgensi masing-masing, juga untuk turut menghadiri peringatan ulang tahun WADA yang ke-25, yang lengkap dihadiri oleh hampir seluruh mantan Presiden WADA sebelum ini.
Bagi IADO, tujuan utama kehadirannya adalah untuk menunjukkan kepada WADA, bahwa Indonesia sangat serius dalam penanganan anti-doping, sehingga terkait dengan temuan Audit WADA yang bersifat critical finding yang berkaitan dengan legislasi tidak mengganggu pelaksanaan rutin kegiatan anti-doping di Indonesia. Diharapkan kehadiran delegasi dari Indonesia dapat memberikan image positif di mata WADA, sehingga pengambilan keputusan terkait dengan temuan critical finding yang berkaitan dengan legislasi dari tindaklanjut yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dapat diterima dan Indonesia terhindar dari sanksi non compliance. Selain itu tujuan lainnya adalah untuk memperkaya informasi, pengetahuan dan eksistensi National Anti-Doping Organization (NADO) Indonesia yang diwakili oleh IADO.
Hal lain yang cukup menarik dari kegiatan WADA tersebut adalah mengingat makin banyaknya pelanggaran, dipandang perlu untuk perkuatan kegiatan intelijen dan investigasi, yang realitanya belum banyak dioptimalkan di banyak NADO (National Anti-Doping Organization). Itulah sebabnya, WADA sangat mengapresiasi adanya projek kerjasama dengan Komisi Eropa untuk mengembangkan suatu kegiatan yang melibatkan beragam lembaga penegak hukum bagi kegiatan intelijen dan investigasi. Berdasarkan laporan sementara dari tim projek tersebut, belum banyak NADO yang menyadari demikian pentingnya peran intelijen dan investigasi dalam upaya mencegah doping dan belum banyak juga NADO yang melibatkan aparat penegak hukum, karena yang sudah berlangsung baru berupa pencegahan barang-barang narkoba.