
IADO. Sumber: IADO.
Jakarta, 5 Mei 2025
Dalam rangka meningkatkan kerjasama dan peningkatan pemahaman tentang peraturan anti-doping, IADO pada tanggal 5 Mei 2025 telah menerima kedatangan Ketua Umum PERSAMBI (Persatuan Sambo Indonesia) Krisna Bayu bersama beberapa anggota Pengurus PERSAMBI lainnya. Pertemuan tersebut sangat penting, selain karena PERSAMBI merupakan salah satu anggota NOC Indonesia yang telah menanda-tangani Nota Kesepahaman dengan IADO tentang Pengawasan Doping pada tanggal 9 Oktober 2023 (total ada sekitar 69 organisasi olahraga di Indonesia termasuk KONI, NPC Indonesia, NOC Indonesia dan Asosiasi Olympian Indonesia yang telah menanda-tangani Nota Kesepahaman tersebut) sebagaimana diwajibkan oleh WADA (sebagai dampak audit WADA terhadap IADO pada tanggal 27 dan 28 April 2023 di kantor IADO), juga karena dalam waktu dekat ini PERSAMBI bekerjasama dengan FIAS (Fédération Internationale de Sambo) akan mengadakan Kejuaraan Dunia Sambo Usia Muda dan Junior 2025 di Indonesia, atau tepatnya akan diselenggarakan pada tanggal 1 s/d. 6 Oktober 2025 di Bogor.
Inisiatif Ketua Umum PERSAMBI untuk langsung berkoordinasi dengan IADO sangat diapresiasi, karena memudahkan PERSAMBI untuk mengetahui seluruh prosedur persyaratan yang harus dipenuhi yang terkait dengan pemeriksaan doping mengingat pihak FIAS sudah menginstruksikan kepada PERSAMBI untuk di antaranya berkoordinasi dengan NADO setempat, dalam hal ini IADO. Pada sisi lain, IADO menyampaikan kesiapannya untuk mendukung suksesmya penyelenggaraan kejuaraan dunia tersebut dari sisi pengawasan doping sambil menjelaskan, bahwa PERSAMBI harus memastikan dari FIAS tentang pihak yang akan menjadi Testing Authority- nya mengingat event tersebut lingkupnya internasional. Saat pertemuan itu berlangsung, rupanya sudah ada info, bahwa FIAS sudah menugaskan ITA (International Testing Agency) sebagai Testing Authority nya, maka satu tahap persiapan sudah terlampaui. Hanya saja, IADO menawarkan kepada PERSAMBI agar saat event yang menjadi SCA nya (Sample Collection Authority) nya adalah DCO dan atau BCO dari IADO dengan pertimbangan bahwasanya event tersebut akan berlangsung di Indonesia, dan IADO memiliki cukup banyak DCO (Doping Control Officer) dan BCO (blood Collection Officer) yang berpengalaman untuk lingkup internasional mengingat mereka ini rutin diakreditasi oleh SEARADO (South East Asia Regional Anti-Doping Organization).
Selain membahas persiapan pengawasan doping menjelang event kejuaraan dunia sambo, IADO juga memberitahukan kepada PERSAMBO, bahwa IADO sangat terbuka bagi peningkatan pengetahuan tentang anti-doping dan juga misalnya tentang TUE (Therapeutic Use Exemptions). Hal tersebut sangat penting disampaikan oleh IADO, karena sering terjadi adanya atlet-atlet elit berprestasi internasional yang terkena doping hanya karena gara-gara minimnya pengetahuan tentang bahaya doping dan fungsi TUE yang diketahuinya. Akibatnya fatal, selain terkena sanksi dari IADO, juga kehilangan status juara dan bonus-bonus yang diperolehnya. Selain itu juga diingatkan, bahwa kini peraturan anti-doping sudah berkembang, sehingga atlet elit yang belum pernah mengkonsumsi zat terlarang bisa saja terkena doping, hanya karena yang bersangkutan menghindar dari pengambilan sampel atau sulit dihubungi 3 kali dalam setahun. Beruntung, bahwasanya Ketua Umum PERSAMBI adalah mantan atlet nasional dengan reputasi internasional yang sudah berulang kali diambil sampelnya, sehingga dia sangat menyadari konsekuensi peraturan anti-doping.