
Busan, 5 Desember 2025
IADO bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tanggal 2 Desember 2025 telah menghadiri Pembukaan World Conference on Doping in Sport, yang diadakan di Busan – Korea Selatan. Kehadiran Kementerian Pemuda dan Olahraga diwakili oleh Sekretaris Kemenpora Gunawan Suswantoro. Sedangkan IADO diwakili oleh Ketua Umum IADO Gatot S. Dewa Broto, yang hadir penuh sejak tanggal 1 hingga penutupan konferensi pada tanggal 5 Desember 2025. Konferensi (yang didukung penyelenggaraannya oleh WADA dan Pemerintah Korea Selatan) dibuka secara resmi dan juga ditutup oleh Presiden WADA (World Anti-Doping Agency) Mr. Withold Banka dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan olahraga seluruh dunia, mulai dari Presiden IOC Mrs. Kirsty Coventry, beberapa mantan Presiden WADA, perwakilan pimpinan IPC (International Paralympic Committee), beberapa Menteri Olahraga dan atau yang mewakilinya, sejumlah pimpinan NOC (National Olympic Committee), hampir seluruh pimpinan NADO (National Anti-Doping Organization) dan sejumlah mantan atlet dunia.
Konferensi di Busan tersebut sangat penting, karena jika pada konferensi sebelumnya pada tahun 2019 di Katowice – Polandia sudah menghasilkan di antaranya World Anti-Doping Code 2021, maka di Busan telah menghasilkan World Anti-Doping Code 2027. Selain itu, dalam konferensi tersebut memungkinkan WADA dan para peserta konferensi untuk saling berdiskusi dan berinteraksi dalam rangka sharing informasi tentang tantangan pengawasan doping secara universal. Bagi Indonesia, banyak hal yang dapat diperoleh dari mengikuti konferensi tersebut, yaitu pertama memungkinkan Sekretaris Kemenpora dan Direktor WADA Kawasan Asia Oceania untuk saling berdialog bagi perbaikan kinerja dan kualitas pengawasan doping di Indonesia khususnya dengan dukungan komitmen dari Pemerintah Indonesia kepada IADO. Di samping itu, IADO juga bisa banyak berinteraksi dengan beragam pemangku kepentingan bidang olahraga khususnya bidang pengawasan doping mengingat kini makin banyak metode dan atau zat baru yang muncul yang diduga perlu diwaspadai tidak sepenuhnya bebas dari doping.