Jakarta, 27 November 2022
Jika tidak ada perubahan, seorang pejabat yang mewakili WADA (World Anti-Doping Agency) dan Direktur Jenderal SEARADO (South East Asia Regional Anti-Doping Organization) sudah konfirm akan datang ke Jakarta minggu depan. Kunjungan tersebut sangat khusus, karena mereka berdua diundang oleh IADO untuk menghadiri Forum Anti-Doping Nasional yang diadakan pada tanggal 30 November 2022 di Hotel Sultan Jakarta. Tetapi kenapa IADO mengundang mereka? Itu merupakan pertanyaan awam mengingat tentu siapaun masih kepo pengin tahu, karena sebagian besar masyarakat di Indonesia mungkin masih ingat masalah yang terjadi sekitar setahun lalu, ketika Indonesia melalui LADI (Lembaga Anti-Doping Indonesia) disanksi WADA hanya karena dianggap tidak mematuhi peraturan World Anti-Doping Code. Hampir seluruh rakyat termasuk Presiden Jokowi merasa terkejut, karena di antaranya berdampak pada saat upacara kemenangan saat meraih Piala Thomas, karena panitia terpaksa melarang pengibaran bendera Merah Putih.
Sebagai informasi, setelah sanksi dicabut pada awal bulan Februari 2022, LADI kemudian diganti tugas dan fungsinya oleh IADO. Lebih lanjut, IADO mencoba melakukan reformasi sesuai dengan World Anti-Doping Code dan terbiasa berkonsultasi dengan WADA dan SEARADO serta organisasi-organisasi anti-doping nasional lainnya, yang tujuannya tidak hanya untuk memperbaiki kinerja organisasi, tetapi juga bekerja keras untuk mengejar sejumlah ketertinggalannya dibanding organisasi-organisasi serupa di kawasan sekitarnya. Dalam perkembangan tersebut, kontribusi WADA dan SEARADO memagang peranan yang sangat penting untuk memberikan nasehat, rekomendasi dan komentar kritis pada IADO. Itulah sebabnnya WADA dan SEARADO sengaja diundang pada forum yang akan dibuka secara resmi oleh Menpora Zainudin Amali. Harapannya, baik WADA maupun SEARADO akan mengidentifikasi, melakukan mapping dan pemberian rekomendasi apa saja yang seharusnya dilakukan oleh IADO saat ini dan mendatang, karena mereka tahu bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah FIFA World Cup U-20, FIBA World Cup (bersama Filipina dan Jepang) dan ANOC World Beach Games. Selain itu, Indonesia akan turut serta pada sejumlah event internasional seperti halnya Asian Games dan Asian Para Games di Tiongkok, SEA Games dan ASEAN Para Games di Kamboja dan lain-lain.
Kehadiran WADA dan SEARADO juga ditujukan untuk mengingatkan seluruh pemangku kepentingan bidang keolahragaan di Indonesia betapa pentingnya anti-doping saat ini di serluruh dunia. Dengan demikian, mereka berdua akan mendorong yang hadir bahwa kegiatan anti-doping juga menjadi tanggung-jawab seluruh pemangku kepentingan meskipun IADO merupakan satu-satunya organisasi anti-doping nasional yang diakui WADA dan UU No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. WADA dan SEARADO bahkan akan mengingatkan seluruh pemangku kepentingan bahwa IADO akan diaudit oleh Tim WADA tahun depan. Tujuan audit itu adalah untuk memastikan apakah IADO sudah dianggap mematuhi World Anti-Doping Code atau tidak. IADO akan diaudit dan diperiksa seluruh peraturannya, kecukupan anggaran dari pemerintah, kecukupan SDM nya, seluruh kegiatan edukasinya pada seluruh induk organisasi cabang olahraga, metode dan prosedur testing baik ICT (in competition testing) maupun OOCT (out of competition testing), pelaksanaan ADAMS (Anti-Doping Administration and Management System) yang terhubung langsung dengan WADA, komunikasi dengan laboratorium anti-doping yang terakreditasi WADA, kompeternsi DCO (Doping Control Officer), dan lain sebagainya. Sebagai bagian dari persiapan audit dari WADA tersebut, JADA (Japan Anti-Doping Agency) minggu lalu mengunjungi IADO selama 3 hati kerja untuk mensupervisi bagaimana mengatasi dan mengantisipasi audit tersebut. Sebagai konsekuensinya, IADO harus bekerja keras untuk mengundang seluruh pemangku kepentingan untuk lebih memahami betapa pentingnya gerakan anti-doping ini.
Jakarta, 27 November 2022.
Ketua IADO,
Gatot S. Dewa Broto