
Tokyo, 12 Desember 2024
Pada tanggal 11 – 12 Desember 2024 telah dilaksanakan Seminar Anti-Doping internasional Asia dan Oceania tahun 2024 di Tokyo, Jepang. Acara dibuka oleh Prof. Takao Akama, Ketua Umum Japan Anti-Doping Agency (JADA). Seminar tersebut memiliki tema “Empowering Clean Sport Community: Sharing Practical Insights and Fostering Collaboration”. Sebagaimana diketahui, aturan Anti-Doping Dunia diatur dalam dokumen yang disebut “The Code”, dokumen ini sudah diimplementasikan oleh sebanyak 192 negara pihak, dan sebanyak 749 organisasi sudah menjadi signatory.
Dr. Yaya Yamamoto, Direktur Kantor Asia/Oceania, WADA menyampaikan materi tentang Rebalancing System yang sangat penting dalam membangun ekosistem clean sport antar komunitas anti-doping. Kemudian berlanjut mengenai WADA Strategic Plan2025-2029 untuk Persiapan Kode 2027 dan Standar Internasional. Adapun 5 Prioritas Rencana Strategis Anti-Doping:
- Kepemimpinan: Meningkatkan standar global anti-doping untuk mencapai keseragaman dan keefektifan.
- Dampak Maksimal: Meningkatkan efisiensi program anti-doping melalui inisiatif terarah, konsolidasi sumber daya, dan pengembangan infrastruktur digital.
- Fokus pada Atlet: Mengedepankan peran atlet dalam upaya anti-doping, melalui pelibatan, pelatihan, dan peran sebagai duta olahraga bersih.
- Kolaborasi: Menggalang kerjasama semua pemangku kepentingan untuk melindungi olahraga bersih melalui kerjasama erat dan sinergi.
- Peningkatan Performa: Meningkatkan efisiensi sistem anti-doping global dengan pemantauan, pengukuran tren doping, dan evaluasi biaya-manfaat.
Mr. Tim Rickets, selaku Direktur Testing WADA menyebutkan poin terkait Inklusi atlet di Anti-Doping Administration and Management System (ADAMS), yang selalu dimulai dan diakhiri pada email athlete inclusion/removal. Tanggal pengisian sebelum tanggal 15, sebelum dimulainya kuartal, sehingga Out of Competition Test (OOCT) dapat dilaksanakan pada hari pertama dari setiap kuartal. Filing Failure akan dihitung mulai dari tanggal 15. Anti-Doping Organization melakukan OOCT di luar time slot 60 menit setidaknya sekali. Pengambilan sampel urine untuk atlet RTP setidaknya 3 kali melalui OOCT. Adapun Mr Tim Rickets menyebutkan beberapa hal yang mungkin mengalami perubahan dalam pengisian Whereabouts, yang mungkin akan berubah di tahun 2027.
Mr Colin Allen, selaku Manager Edukasi WADA menyebutkan terjadi dampak positif dari International Standard of Education (ISE) dari 2017 ke 2021 Values-Based education meningkat 51%. Terdapat perubahan pada ISE 2027 yang mana akan 75% lebih tebal, lebih detail terkait penjelasannya, berdasarkan data dan praktik, Direktorat Edukasi WADA memiliki ambisi “raise the bar”.
Pemaparan dari Mr Kenny Lee & Mr S. Perumal, selaku Manajer Asia/Oceania WADA. Organisasi Anti-Doping dibagi menjadi beberapa lapis, mulai dari lapis 1 – 4. Terkait dengan ini organisasi Anti-Doping Indonesia masuk dalam Lapisan 2A, sejajar dengan Hongkong, Mongolia dan Filipina. Setiap lapis dibagi lagi menjadi beberapa grup kecil berdasarkan beberapa faktor, seperti:
- .Jumlah atlet yang mengikuti olimpiade dan paralimpade, serta kejuaraan antar benua;
- Medali dan pemenang di event besar;
- Pendapatan perkapita sebuah negara.
Belajar dari negara Jepang yang merupakan tuan rumah dari seminar ini, untuk mencapai prioritas strategis WADA, khususnya untuk meningkatkan poin performa dan kolaborasi, JADA melakukan rapat mingguan untuk melakukan koordinasi terkait pemilihan atlet RTP dan TP, membicarakan terkait atlet yang perlu diingatkan untuk mengisi whereabouts sebelum deadline, serta membicarakan edukasi dan informasi apa yang harus disampaikan sebelum event besar olahraga. Sehingga dengan demikian dapat terjadi sinergi yang baik antara edukasi dan testing untuk mencegah doping.